Senin, 20 Desember 2010
Senin, 01 November 2010
Hahaha (Ngimpi)
Sabtu, 30 Oktober 2010
Jumat, 29 Oktober 2010
Hanya Lelucon
Rabu, 27 Oktober 2010
Selasa, 19 Oktober 2010
Senin, 20 September 2010
Minggu, 05 September 2010
Kembalilah
Pikiran lantas buncah saat raut wajahmu dalam tafakurku terekam dimalam sesunyi ini...
Menghancurkan benteng kokoh kejemawaan yang tertanam di otakku...
Aku tak berdaya...
Bayangmu yang menyapa mencelat jiwa...
Menjerembapkan ku masuk dalam lobang yang hampa...
Kehampahan yang kian mencucuk perih dihatiku...
Sungguh...
Aku sungguh bodoh, menghilangkan sosokmu jauh dariku...
Maapkan aku...
Kembalilah dihidupku...
Jadilah angin dan arahkan langkahku...
Dini hari, 6/9/10
faq
Kamis, 02 September 2010
Mati Itu Kembali
Segala kisah tentang kematian sekejap menggangu nyali, menciutkan asa tentang panjangnya perjalanan yang tak ku tahu kelak berujung...
Ironi. Seketika hati bergetar. Membayangkan. Merasakan. Bagaimana ditinggalkan orang yang sungguh kita kasihi. Bagaimana terlepas jauh tak kembali seorang yang pernah bahkan lama mengiringi langkah kita menapaki abstraknya sebuah realita di dunia ini. Entahlah, aku tak mau berkecil hati...
Mom, dad, bro, sis, lovely and all of my friend yang sungguh-sungguh ku kasihi, menukil isi kitab yang ku yakini, Tuhan datang seperti pencuri di malam hari. Mengendap-endap, tersembunyi, lantas pergi. Nyaris tak diketahui oleh semua indra yang kau miliki. Tak ada yang dapat memprediksi perihal kematian terjadi. Dalam renung, ku yakin Tuhan telah menyoretkan kisah indah bagi kita di muka bumi...
Kelak, biarlah terjadi sesuai apa yang dituliskan, karena semua pasti akan kembali...
Selasa, 24 Agustus 2010
Sinar Membumi
Bulat berbinar, sang mahkota gelap hari..
Pancarkan anggunnya malam, saat angin mendesau mengantar dingin ke sekujur jasmani..
Setitik cahaya bergantung setia menemani, mengintip lelapnya hari di kota yang tak henti..
Mereka, begitu cantik dan memesona hati..
Tersihir, pikir segera terganti, mengalutkan jeri tentang masa depan dunia ini..
Dini hari (25/8/10)
faq
Minggu, 08 Agustus 2010
Rabu, 21 Juli 2010
Jumat, 16 Juli 2010
Piala Dunia 2010 'Usai Dan Tersisa'
Sebulan sudah pagelaran piala dunia 2010 Afrika Selatan menyihir, merasuk, dan mengakar dalam diri masyarakat dunia. Maklum saja, even yang baru pertama dihelat di benua hitam tersebut menarik karena mampu menghadirkan percampuran sepak bola dengan kebudayaan dan keunikan Afrika.
Selama itu para gladiator si kulit bundar menunjukkan aksinya, bertempur, dan bergulat bak domba jantan yang beradu. Mereka saling sikut, tak jarang emosi ikut serta dan mengajak peran serta dari sang pengadil lapangan.
Tak hanya itu geliat pesta sepak bola juga disemarakan pemain ke-12 yang datang dari beragam negara. Mereka berbondong-bondong meninggalkan negaranya untuk mendatangi venue menyaksikan laga sang jagoan. Sebagian besar merupakan pendukung dari negara yang ikut menjadi kontestan. Penampilan mereka beragam. Atribut-atribut menarik dan terkadang cukup aneh.
Namun, semua telah usai. Semua telah kembali seperti biasa. Pemirsa televisi pun tak lagi dapat menyaksikan piala dunia berlangsung sampai periode empat tahun ke depan.
Sang juara pun telah muncul ke permukaan. Mereka berhasil menerobos hadangan hutan belantara dan membawa pulang piala supremasi jagad sepak bola. Mereka adalah segerombolan banteng Spanyol. Pada laga puncak sekaligus laga penutup, melalui gol semata wayang pemain tengah Spanyol yang tampil militan, Andres Iniesta, La Furia Roja menjungkalkan Belanda 0-1. Dengan kemenangan ini, akhirnya Spanyol berhasil mengangkat trofi sekaligus memberi gelar perdana bagi tim matador dikancah sepak bola dunia.
Kontroversi
Meski pesta telah usai, namun pagelaran menyisahkan beberapa catatan penting. Syahdan, piala dunia menorehkan banyak kontroversi yang tak terlupakan.
Salah satunya adalah Jabulani. Bola yang diproduksi Adidas ini dianggap terlalu ringan dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Nama tenar seperti penyerang Brazil Luis Fabiano, kiper Inggris David James, serta pelatih Belanda Van Marwijk senada membenarkan. Bahkan kiper tim Spanyol menilai bahwa Jabulani laiknya bola pantai karena sulit untuk dipegang.
Kekurangan Jabulani pun dirasakan berdampak pada performa pemain di lapangan. Sebagai contoh blunder yang dilakukan kiper Inggris Robert Green saat berhadapan Amerika Serikat. Sempat menahan bola, namun Green tak mampu menghentikan laju bola yang terus mengalir ke dalam jaring Inggris.
Menyoal kontroversi seputar Jabulani, FIFA angkat bicara. Federasi sepak bola tertinggi dunia itu mengakui dan membenarkan adanya kekurangan pada bola. Selanjutnya FIFA memutuskan akan membicarakannya masalah tersebut.
Selanjutnya sorotan tertuju pada Vuvuzela. Terompet khas asal Afrika yang terbuat dari plastik berbentuk kerucut yang memiliki panjang sekitar 90 cm tersebut dikeluhkan berbagai kalangan sepak bola.
Pasalnya, kebisingannya layaknya kerumunan tawon dianggap sangat memecah konsentrasi dan komunikasi antar pemain dilapangan. Entah mencari pembenaran atau tidak, Fellipe Melo menilai kebisingan vuvuzela membuat konsentrasinya pecah, hal ini lantas membuat dirinya melakukan gol bunuh diri.
Bintang Portugal Cristiano Ronaldo bahkan ikut membenarkan ihwal kebisingan vuvuzela. “Sulit bagi siapa pun untuk berkonsentrasi. Meski banyak pemain tidak menyukai, tetapi mau tak mau mereka harus terbiasa,” ungkap pemain Real Madrid ini.
Hal senada juga diutarakan media yang meliput piala dunia. Suara yang menggelegar disinyalir membuat pemirsa televisi tidak dapat mendengar suara komentator dengan jelas.
Meski banyak permintaan pelarangan penggunaan vuvuzela di stadion berdatangan namun FIFA bersikeras untuk tetap mempertahankan vuvuzela di Afrika Selatan. Menurut FIFA pelarangan tidak mungkin dilakukan karena hal ini berkaitan dengan kebudayaan dan kegembiraan masyarakat Afrika.
Selain kedua benda di atas, kontroversi juga melibatkan pengadil di lapangan. Kontroversi atas keputusan wasit terjadi pada laga yang mempertemukan Jerman-Inggris dan Argentina-Mexico.
Kontroversi pertama terjadi saat pengadil asal Uruguay Jorge Larrionda menganulir gol tendangan Frank Lampard ke gawang Jerman. Padahal berdasarkan tayangan ulang sepakan Lampard yang membentur mistar gawang lantas memantul sudah 30 cm melewati garis gawang tim Panser.
Keputusan salah wasit juga terjadi pada laga yang melibatkan dua kontestan dari benua Amerika. Laga yang dipimpin wasit kebangsaan Italia Roberto Rosetti juga menuai kontroversi. Betapa tidak, Rosetti mengesahkan gol yang diciptakan Carlos Tevez meski pemain Argentina itu jelas tertangkap off-side.
Dua blunder yang dilakukan dua wasit kontan membuat FIFA tertampar. Alhasil, otoritas tertinggi sepak bola tersebut memecat keduannya. Dan Untuk menindak-lanjuti permasalahan tersebut FIFA akhirnya menyetujui untuk membawa permasalahan itu pada pertemuan di Jenewa, Oktober mendatang.
Berbekal dua kesalahan di atas, meski sempat dihentikan kini FIFA kembali akan mengagendakan penggunaan teknologi untuk menunjang kualitas pertandingan. “Jelas terlihat melalui pengalaman di piala dunia kali ini. Sungguh tak masuk akal jika tidak kembali membuka file mengenai teknologi garis gawang,” kata Sepp Blatter.
Biarlah FIFA bekerja...
Semoga hasil baik tercipta...
Menjadikan sepak bola indah...
Dan, menarik untuk kita...